Persebaya Di uji Laga Tandang Beruntun
20 Februari 2024Widodo C Putro Hadirkan Optimisme di Arema FC
20 Februari 2024LIgasatuindonesia – Pernah Di Kasari saat Jadi Pemain, Kini Widodo Bekerjasama dengan Tukang Jagal Arema FC
Komposisi tim pelatih Arema FC kini di huni mantan pemain Liga Indonesia, mulai dari Widodo Cahyono Putro, Siswantoro, Kuncoro, FX Yanuar, Agung Prasetyo, hingga Galih Firmansyah.
Di antara nama-nama tersebut, ada tiga yang pernah merasakan kerasnya sepak bola Indonesia pada era 90-an, yakni Widodo, Kuncoro, dan Siswantoro. Ternyata, ketiga pelatih itu pernah terlibat dalam pertandingan yang panas. .
“Semasa bermain, siapa yang tidak kenal Widodo Cahyono Putro. Striker bagus. Saya dan Siswantoro main untuk lini belakang Arema. Dia di Petrokimia Gresik. Ya, zaman itu kita main keras biar dia enggak sampai cetak gol ke gawang Arema,” kenang Kuncoro.
“Semasa bermain, siapa yang tidak kenal Widodo Cahyono Putro. Striker bagus. Saya dan Siswantoro main untuk lini belakang Arema. Dia di Petrokimia Gresik. Ya, zaman itu kita main keras biar dia enggak sampai cetak gol ke gawang Arema,” kenang Kuncoro.
Di Juluki Tukang Jagal
Alhasil, Kuncoro dan Siswantoro di juluki tukang jagal di lini belakang Tim Singo Edan. “Ya, saya ingat waktu itu. Saya main untuk Petrokimia Putra. Mainnya kasar,” kata Widodo.
Pelanggaran keras seperti tekel hingga sikutan dari Siswantoro dan Kuncoro di tujukan kepada Widodo waktu itu. Pada era 90-an, bisa dibilang Arema FC bermain keras menjurus kasar.
Gaya bermain tersebut membuat lawan kehilangan nyali. Ditambah lagi tidak semua pertandingan disiarkan langsung oleh televisi. Sehingga pelanggaran-pelanggaran keras sering luput dari pantauan Komisi Disiplin PSSI.
Setelah 10 tahun berlalu, mereka justru bekerjasama sebagai tim kepelatihan Arema FC. Namun, tidak ada dendam di antara mereka. Justru ketiganya tertawa jika membahas masa lalu.
Belajar Militansi
Kerasnya sepak bola Indonesia pada 90-an bisa di bilang sudah luntur. Saat ini, permainan sudah berkembang ke arah yang lebih taktikal. Namun, bukan berarti tidak ada hal positif dari sepak bola masa lalu yang bisa di pakai saat ini, satu di antaranya adalah belajar militansi.
“Kalau sudah di lapangan, semua mati-matian demi tim yang di bela,” tegasnya.
Kini, mereka coba mengembalikan militansi pemain Arema FC. Saat di tangani pelatih sebelumnya, Fernando Valente, pemain Arema di sinyalir kurang nyaman. Sehingga militansi dalam bermain menurun.
“Pemain, di kasih gaji besar sekalipun jika tidak nyaman, di lapangan kemampuannya tidak akan muncul. Karena itu, kami coba membuat tim lebih nyaman saat ini,” kata Widodo.
Author : Bolapelangi
Sumber daya: Bolapelangi Official