Bang Jayadi, Panggilan Sweet Suporter Timnas Indonesia untuk Jay Idzes
24 Maret 2024Jelang Lawan Persebaya Arema FC Sibuk Benahi Kekurangan
24 Maret 2024LIgasatuindonesia – Gilbert Agius Terkejut Lilhat Kebiasaan Jam Karet di Indonesia
Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius memiliki banyak pengalaman culture shock ketika pertama kali tiba di Indonesia. Dia merasakan perbedaan kebiasaan dan budaya yang signifikan.
Agius datang sebagai nakhoda baru PSIS Semarang pada putaran kedua BRI Liga 1 2022/2023. Saat pertama kali datang ke Indonesia, pelatih asal Malta itu harus beradaptasi dengan perbedaan budaya yang sangat kentara.
Dia mengatakan, tak mudah untuk melakukan penyesuaian. Perbedaan ini tak hanya di temui saat berinteraksi dengan internal klub saja, tetapi juga sampai kebiasaan masyarakat di jalan raya.
“Saya sebetulnya lebih memilih tinggal di negara saya. Namun, saya tidak ingin mengeluh. Setelah setahun berkarier di Indonesia, kini saya merasa lebih terbiasa dengan kulturnya,” kata Gilbert.
“Pada awalnya memang terasa sangat sulit. Semuanya sangat berbeda di Indonesia, baik itu bahasa, makanan, agama, hingga lalu lintasnya. Semua berbeda dengan negara saya,” tambahnya.
Ugal-ugalan di Jalan
Salah satu fenomena yang membuat pelatih berusia 50 tahun itu cukup tercengang ialah kebiasaan pengendara sepeda motor di Indonesia saat melakukan manuver di jalanan. Dia merasa seperti tak ada aturan dalam berkendara di Indonesia.
“Di Malta, lalu lintasnya sebetulnya juga padat, tetapi memang berbeda. Di sini, terlalu banyak sepeda motor. Jadi, saat saya mengendarai mobil, sepeda motor seperti tidak ada aturan,” ujar Gilbert.
“Sampai sekarang tidak ada masalah. Untungnya, di negara ini jalur berkendaranya sama. Setir mobil berada di kanan, dan kita berkendara di lajur kiri. Bagi saya itu memudahkan untuk beradaptasi,” lanjutnya.
Fenomena Jam Karet
Mantan pelatih Timnas Malta itu juga mengeluhkan soal kebiasaan para pemain Indonesia yang sering terlambat datang. Fenomena jam karet ini, kata Gilbert, terlihat seperti hal yang lumrah terjadi di Indonesia.
“Satu hal ketika saya datang ke sini, masalahnya adalah waktu. Mereka selalu terlambat. Namun, saya melihat hal itu seperti sesuatu yang normal di Indonesia. Ketika seseorang datang terlambat, mereka menganggapnya hal normal,” ujarnya.
“Seperti bukan hal yang asing. Menurut saya ini tidak normal. Akhirnya kami membuat kesepakatan. Sekarang para pemain datang lebih tepat waktu. Mungkin ada satu dua yang terlambat, tetapi mereka harus membayar denda,” tambahnya.
Perkembangan Tim
Pelatih yang mengantongi lisensi UEFA Pro itu memang telah merasakan banyak perkembangan setelah setahun menakhodai Mahesa Jenar. Chemistry antarpemain kini sudah terjalin dengan sangat kuat.
Bagi Gilbert, ini menjadi modal berharga untuk membawa Mahesa Jenar meraih prestasi. Apalagi, Septian David Maulana dan kolega mendapat target untuk menembus babak championship series BRI Liga 1 2023/2024.
“Sekarang para pemain sudah membangun chemistry yang bagus, selayaknya saudara sendiri. Karena, itu merupakan tantangan yang besar untuk saya. Apalagi, kami punya perbedaan budaya, termasuk dengan pemain asing. Namun, menurut saya, kini sudah cukup baik,” ujarnya.
Gilbert Agius Terkejut Lilhat Kebiasaan Jam Karet di Indonesia